HALAMAN PANTAI

HALAMAN PANTAI

Senin, 17 Agustus 2009

Di Kampung Nelayan

(1) ketika datang

Ketika datang, aku gamang
Wajah-wajah berkeliaran
Tak peduli pada pagi, hidup mengelilingi.
Semua khusuk menatap jauh
Kelaut, menghitung barapa bagan merapat.

Gugupku tak terelak
Semua cepat berarak
Dunia dalam pasir, seperti berita yang tersimpan.
Semua serempak berlari.
Mengejar baskom-baskom,
berisi asap dapur.

Aku cuma mendefenisikan sendiri
Karena tak ada yang salah.
Observasi gerak dan langkah, selalu patuh pada falsafah
Relativisme yang mengakar kuat.


(2) mengambil gambar.

Jarak, tak ingin berjarak.
Hingga sempat berbagi cerita.
Saling jamah: rokok, tawa, dan kopi.
Beberapa peristiwa menjadi abadi.


(3) saat berkisah

Hadir, benar-benar menyelami
Perih, mereka tak pernah menangisi.
Hanya berkeluh kesah
Tentang kutukkan:
Laut yang tak lagi memberi ikan,
Karena dulu kita lupa bersyukur.
Bada-bada, tak terjual tanam ditanah,
Tak pernah tumbuh apalagi berbuah.

Uang yang sedang berlimpah, kita foya-foya.
Beli semua yang bisa,
saat ikan sudah bisa menghilang dan lolos dari pukat jaring
semua yang ada pelan-pelan sirna.

Juga kapal-kapal dengan pukat harimau,
racun dan bom.
Pemerintah sepertinya alfa
mungkin juga pura-pura.
Pelan pelan menutup mata.

Bantuan juga hanya cerita manis dikala senja.
Jikapun ada semua hanya
basa-basi politik yang tak bisa diguna.
Paling juga 2-3 kali pakai,
lalu dititip pada onggokan sampah.

Dan sekarang masih sama dengan 20 tahun yang lalu.
Kita hanya punya cadek,
tak ada kapal atau alat-alat yang tepat guna.
Semua sia-sia, karena ikan sudah bisa berbahasa asing
dan mengakses internet.
Kita masih juga mengandalkan malam yang buta.


(4) untuk sendiri, ketika meninggalkan tepi.

Perenungan mengimbangi.
Tentang kampung nelayang yang dikucilkan.
Padahal disebelah kiri dan kanan, pejabat
sedang asik-asiknya berdiskusi tentang proyek
yang dihutung dengan sebutan M.
entah bagaimana nasip kini,
semua hanya janji-janji manis ketika menunggu saat memilih.
Apakah laut masih menghidupi.
Ataukah laut akan mengakhiri.

Painan,
November 2007

0 komentar: