HALAMAN PANTAI

HALAMAN PANTAI

Senin, 15 Maret 2010

Mata Tanya

Aku tak ingin mempertanyakan apa-apa dari apa yang ku lihat.
Sebab, tak semua tanya harus di jawab.
Alangkah bergegasnya waktu bila hujan berwarna jingga,
dan perlahan membasuh mata.

Mata dari tanya, menyerupai mata ombak yang menghempas karang.

Aku tak ingin mempertanyakan apa-apa dari apa yang ku dengar.
Gersangku, gersangmu menutup tanya, membiarkan senja lewat begitu saja.
Dan kebisingan kota menyadarkan kita betapa waktu selalu menghukum yang beku, memenjarkan yang telah berlabuh.

Mata dari tanya, menyerupai pelabuhan sepi, tempat kita pernah memadu kasih.

Aku tak ingin mempertanyakan apa-apa dari apa yang ku bau.
Wangi dan busuk hanyalah aroma, dan aroma tubuhmu masih tersisa,
membentuk malam.
Malam buta salalu punya alasan untuk berdebat,
dan selalu saja menyisakan banyak tanya.

Mata dari tanya, menyerupai puisi miris, di pentaskan sendiri dikamar sepi.

Painan, Januari 2010

Read More..