HALAMAN PANTAI

HALAMAN PANTAI

Sabtu, 28 Februari 2009

Pantai 7

Kepada: Pramoedya Anata Toer

Minggu, disebuah pantai kau paksa kami menjadi saksi,
saat jiwa masih samar membaca cuaca.
Musim membaca tiba.
Sejarah yang gegabah menyerahkan diri pada sepenggal malam.
Hujani jejak yang diisi sepi.

Naskah-naskah berdarah,
berciprakan renung pada huruf-huruf
sepanjang pasir yang ku injak.
Telanjang kaki menatap langit,
semua menjadi tiada dan tak tau kapan bermula.

Perempuan-perempuan yang terperkosa.
Jawab takdir, melangkah lewati kata-kata,
kawat berduri adalah surga yang digerayangi kupu-kupu.
“telah ku cumbu gerwani
yang tau sunyi-senyap perjuangan,
tak hanya sekedar kata
tapi juga kesendirian yang mencekam”.

Minggu disebuah pantai, kau paksa kami mengoreskan peluh.
Tertoreh tanggal, saat aku alfa mengucapkan salam.
Ketika kata-kata beriringan makin panjang mengantarkan keperaduan.

Painan, April 2007

Read More..

Aku Mengundangmu

Aku mengundangmu datang ke sudut sunyi sajak-sajakku.
Mungkin beberapa saat menghabiskan waktumu,
untuk bercerita tentang akar rumput dan maut.
Juga gairah mengepal dari pulang
yang hanya terjanjikan.

Jika sempat berkemahlah beberapa hari
Di tanah hening sajak-sajakku.
Mungkin aku bisa memasakkan
beberapa tanggal untuk kau kenang,
dan bisa ceritakan pada anak cucumu.
Sembari malam menjemput, unggun dikelilingi kata-kata.

Mungkin aku hanya bisa mangundangmu,
satu kali ini saja.
Menawarkan malam telentang,
menatap sajak-sajak terbang.

Painan, November 2007

Read More..